Kisah Irna, Urus 3 Anak dan Hamil 5 Bulan Tanpa Pembantu Rumah Tangga. Ini Tips darinya!



Sebagai ibu rumah tangga dengan 3 anak (Keona 5thn, Kelana 3.5thn dan Kai 1.5thn) dan saat ini lagi hamil anak ke4 (5 bulan), sehari-hari saya mengurus anak-anak dan rumah tangga tanpa bantuan dari pengasuh atau pembantu full time.
Banyak sekali yang suka bertanya kepada saya “How do you manage to survive each day?”.

Pertanyaan itupun kadang masih sering saya tanyakan pada diri sendiri. Karena jujur saja, saya tidak punya teori-teori atau trik special untuk menjalani rutinitas saya sehari-hari. 
I just live with it.

Tapi disini saya akan mencoba mengurutkan rutinitas harian saya, dan mungkin sedikit sharing beberapa tips untuk mengurangi “drama” di dalam keseharian saya.


Rutinitas pagi

Yes, I'm a morning person. Saya sudah terbiasa bangun dan beraktifitas di pagi hari dari jaman saya kuliah, dan ketika  masih kerja full time di kantor. Setelah menjadi ibu rumah tangga, saya sempat memanjakan diri dengan bermalas-malasan di pagi hari. Tapi ternyata itu membuat hari saya berantakan.. haha.

Jadi saya tetap bangun jam 4.30 pagi untuk sholat Subuh dan langsung masuk dapur. Saya menyiapkan sarapan dan bekal sekolah Keona, dan untuk makanan hari itu. Setelah semuanya siap, saya menyetrika seragam dan mempersiapkan keperluan sekolah. Kira-kira jam 6 Kai bangun dan langsung sarapan bersama saya.

Beruntung saya menerapkan BLW dari awal Kai MPASI jadi saya tidak perlu repot nyuapin atau memaksa dia makan. Sehabis itu saya bermain sebentar bersama Kai, atau ajak dia berjalan-jalan ke tukang sayur, pokoknya mengajak dia beraktifitas pagi untuk membangun mood-nya agar dia lebih enak untuk ditinggal-tinggal.

Keona dan Kelana biasanya baru bangun sekitar jam 7 pagi, Keona langsung mandi dan bersiap-siap sendiri sementara Kelana biasanya langsung meminta sarapan. Jam 7.30 Keona berangkat sekolah diantar papa atau kakeknya, dan saya lanjut memandikan Kelana dan Kai.

Sehabis mandi, saya memberikan mereka mainan (bisa apa saja, termasuk sensory play) dan membiarkan mereka bermain sendiri sementara saya lanjut memasak disambi dengan mencuci baju dan membereskan kamar, lalu mandi.

Urusan menyapu dan mengepel rumah biasanya dibantu oleh suami saya, beruntung karena dia bukan pekerja kantoran jadi bisa berangkat agak siang. Tetapi jika dia harus berangkat pagi, terpaksa urusan membersihkan rumah saya tunda sampai siang ketika anak-anak tidur.

Sekitar jam 10 atau 11 saya menemani Kai tidur, sementara Kelana masih lanjut bermain sendiri atau terkadang ikut saya ke kamar untuk membaca buku atau flash card, intinya mainan yang tidak kotor dan berisik. Waktu ini juga saya gunakan untuk bersantai sejenak  sambil quality time bersama Kelana.



Rutinitas siang-sore

Keona pulang sekolah sekitar jam 12 dan biasanya Kai selalu bangun ketika kakaknya pulang. Kebetulan Keona cukup mandiri sehingga sudah terbiasa membereskan tas dan bekas perlengkapan makannya sendiri ketika sampai di rumah.

Saya cukup terbantu ketika Keona ada di rumah, karena dia bisa menemani adik-adiknya  main dan membereskan ruangan setelah selesai bermain. Sehabis makan siang adalah waktu istirahat.

Walaupun anak-anak sekarang sangat susah disuruh untuk tidur siang, tetapi saya tetap meminta mereka untuk hanya bermain di dalam kamar. Sementara mereka di kamar biasanya saya mulai membersihkan rumah atau menyelsaikan pekerjaan rumah lainnya.

Sehabis itu baru saya ikut bermain di kamar sambil beristirahat.

Sekitar jam 3 sore saya mengajak mereka untuk main diluar rumah, main sepeda, main bola, atau menyiram tanaman bersama. Outdoor play ini kami lakukan sampai sekitar jam 5, lalu dilanjutkan dengan mandi dan snack sore. Tapi terkadang jika terlalu lelah dan lapar mereka langsung meminta makan malam jadi saya bebaskan saja karena saya memang tidak terlalu strict dengan jam makan.


Rutinitas malam

Adzan Maghrib adalah cue untuk kita kembali ke kamar. Diawali dengan sholat Maghrib bersama, lalu dilanjutkan dengan belajar mengaji sampai Isya. Belajar mengaji disini tentunya tanpa paksaan dan tetap dilakukan secara fun dengan bermain sesuai usianya. Sehabis Isya biasanya Kai sudah tidur, sementara Keona dan Kelana melanjutkan kegiatan di dalam kamar seperti membaca buku, belajar menulis, dan menggambar. Sebelum tidur kami membereskan mainan di kamar, lalu bersih-bersih. Sekitar jam 8 malam biasanya mereka sudah tidur dan saat itulah free time saya dimulai.

Bisa dilihat rutinitas saya paling padat memang pagi hari, karena saya sebisa mungkin berusaha menyelesaikan semua pekerjaan rumah disaat masih ada suami, jadi suami bisa membantu untuk mengurus dan bermain bersama anak-anak sementara saya bekerja.


TIPS untuk menjalani keseharian tanpa ART (Assisten Rumah Tangga)

Be flexible and don’t be too hard on yourself.

Terkadang kita ingin semua serba terorganisir tetapi namanya kita berhadapan dengan anak-anak yang mood-nya bisa berubah kapan saja, tentunya kita tidak bisa terlalu ketat dengan pengaturan jadwal. Jadi kalau ada pekerjaan yang tidak bisa diselsaikan karena anak-anak seharian cuma ingin peluk-pelukan, ya biarkan saja. Pekerjaan rumah bisa menunggu tetapi quality time bersama anak tetap yang utama.


Turunkan standard kerapihan.

Hal ini mungkin susah buat sebagian orang, tetapi jika kita memaksakan untuk menjaga rumah tetap rapi setiap saat tentunya agak mustahil apalagi dengan kondisi ada tiga balita yang selalu bebas bermain dan berlarian didalam rumah.


Buat komitmen dan bagi tugas bersama pasangan.

Sebelum memutuskan untuk tidak memakai bantuan asisten, tentunya harus membuat komitmen kerja sama yang baik dengan pasangan, karena kalau pasangan tidak turut andil dalam mengurus anak-anak atau rumah tangga, tentunya akan sangat sulit sekali untuk dijalankan.


Amankan rumah dan atur posisi barang-barang.

Agar tidak harus mengawasi anak secara terus menerus, kita wajib untuk kids-proofing setiap sudut rumah agar anak-anak tetap aman bermain. Atur peralatan makan anak di rak bawah sehingga mereka bisa ambil sendiri, tetapi amankan barang pecah belah di bagian atas. Atur ruang bermain anak, untuk permainan yang butuh pengawasan bisa diletakkan di rak atas, dan untuk permainan yang aman dan mudah dibereskan serta buku-buku bisa diletakkan di rak bagian bawah sehingga mudah di akses oleh mereka. Jangan lupa untuk mengkategorikan mainan ke dalam kotak-kotak transparan sehingga lebih mudah untuk dicari. Pasang pintu atau safety gate untuk akses menuju dapur dan tangga.


Ajari anak untuk mandiri.

Awalnya mungkin susah mengajari anak untuk mandiri, tetapi jika kita melakukan dengan konsisten lama-lama mereka akan mengerti. Yang paling mudah, ajari mereka untuk makan sendiri dan selalu membereskan mainan setiap selesai bermain, lalu bertahap sesuai dengan perkembangan umurnya.



Lakukan food preparation.

Untuk urusan memasak, saya biasanya melakukan foodprep setiap weekend atau 3 hari sekali agar tidak terlalu repot dan tidak butuh waktu lama untuk masak. Jadi saya sudah mempersiapkan beberapa masakan yang bisa dimasak sebelumnya (pre-cook), lalu membersihkan dan memotong-motong sayur, membumbui daging, ikan, ayam dll. Semuanya saya masukkan kotak atau zipper plastic bag terpisah per menu, lalu dimasukkan ke freezer. Saya sering menggunakan bantuan slow cooker dan kukusan listrik dengan timer untuk menyelsaikan proses memasak.


Rutin berolahraga.

Mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus anak setiap hari sering bikin kita jadi cepat pegal-pegal, apalagi saat ini kondisi saya sedang hamil. Karena itu saya rutin berolahraga minimal 3x seminggu selama 20 menit. Bisa hanya stretching, yoga, ataupun melakukan beberapa gerakan Crossfit yang sesuai dengan kemampuan tubuh kita. Hal ini sangat membantu agar kita tidak mudah lelah.


Nikmati waktu luang untuk "Me-time".

Saya selalu berusaha menikmati me-time setiap hari walaupun hanya beberapa menit. Bisa disaat anak-anak tidur atau asik bermain sendiri. Jangan terlalu ambisius untuk menyelsaikan semua pekerjaan sehingga lupa beristirahat dan bersantai. Menikmati secangkir teh sambil membaca buku atau tontonan yang ringan, ataupun hanya sekedar bebas memegang hp untuk chat bersama teman-teman biasanya sudah cukup bagi saya untuk melepaskan penat dan kembali me-recharge energi.

Mungkin ada tips lain yang bisa di share atau ingin berbagi keluh kesah seputar mengurus anak dan rumah tanpa ART? I am very welcome to hear! Silahkan tulis di komen yaa!

Keren bukan? Kalau ibu yang satu ini bisa kenapa Anda tidak?

Oleh  Irna Nurul Fatimah (Ig: @irnay)

Jika merasa artikel ini bermanfaat, jangan ragu bagikan ke teman-teman juga ya! Untuk informasi menarik dan menginspirasi lainnya, silahkan LIKE fanspage kami, Orang Tua Teladan.

0 Response to "Kisah Irna, Urus 3 Anak dan Hamil 5 Bulan Tanpa Pembantu Rumah Tangga. Ini Tips darinya!"

Posting Komentar