Betapa Besarnya “Kasih Ibu”! Ibu Ini Membesarkan Sendiri Kedua Anaknya Tanpa Mengenal Lelah Walau “Kejadian Naas” Ini Menimpa Mereka 3 Tahun Lalu!!



Menjadi single parent memang tidaklah mudah, apalagi di saat-saat ekonomi sedang sulit seperti sekarang ini. Tetapi apa yang dilakukan ibu ini patut diacungi jempol. Tidak hanya ia harus mencari nafkah, tapi ia juga harus mengurus dan membesarkan sendiri kedua anaknya. Mari kita simak kisah ibu ini yang inspiratif dan semoga menginspirasi kita semua untuk lebih menghargai apa yang telah ayah, ibu kita lakukan untuk kita!
Sebut saja Ibu Dian, ia tinggal di Taichung, Taiwan, kini berusia 38 tahun, memiliki 2 anak lelaki, yang satu 12 tahun dan yang satu lagi 5 tahun. Sudah 10 tahun lebih ia bercerai. Demi menafkahi keluarganya, ia berjualan ubi, dan karena tidak mampu membayar uang sewa tempat, ia menjual ubi menggunakan mobil pick-up kelilingnya. Setiap hari Jumat, ia berangkat dari rumahnya di Taichung ke Taipei, membawa ubi yang hendak dijual beserta kedua anaknya yang masih belia, hari minggu baru balik lagi ke Taichung. Malamnya, mereka tidur di mobil, sehari hanya tidur 3, 4 jam, Ibu Dian bilang capek sih capek, tapi demi anak-anak, ia harus tetap kuat, tidak boleh tumbang.
Mencari nafkah sambil membawa anak kecil memang repot dan memang tidak cocok untuk membawa anak kecil ketika bekerja, jadi 3 tahun yang lalu, Ibu Dian mencari babysitter untuk mengurus kedua anaknya sementara ia pergi berjualan. Tadinya Ibu Dian pikir ada babysitter ia bisa tenang pergi bekerja, biar babysitter yang menjaga kedua anaknya, waktu itu anak bungsunya baru berumur 1 tahun lebih, siapa sangka, baru dijaga 11 hari, Ibu Dian menerima telpon seperti ini dari rumah sakit:  Ibu? Anak ibu sekarang tidak sadarkan diri di rumah sakit! Kondisinya sangat memprihatinkan!
Ibu Dian bilang, dokter membuka pakaian anak bungsunya dan menemukan banyak luka memar di sekujur tubuh, pendarahan di lapisan dan bagian dalam tengkorak, juga pembengkakan pada otak, kondisinya sangat kritis, sampai-sampai dokter bilang kalaupun masih bisa diselamatkan, mungkin tidak akan sehat seperti dulu lagi. Tapi Ibu Dian tetap bersikeras, bagaimanapun juga, nyawanya buah hatinya harus bisa diselamatkan.

Ibu Dian masih ingat sampai harus menjalani 4 kali operasi otak, bahkan setelah operasi selesai, putranya mengalami kesulitan untuk duduk dan matanya tidak bisa melihat. Untungnya, sekarang sudah membaik, sudah bisa berjalan, tetapi tubuh sebelah kirinya (termasuk mata sebelah kiri, tangan kiri, juga kaki kiri) mengalami kelumpuhan, hampir seperti stroke, cuma sebelah saja.
Karena sibuk harus menjalani terapi dan bolak-balik rumah sakit, Ibu Dian terpaksa 2 tahun terakhir tidak bekerja, hanya mengandalkan santunan orang miskin dari pemerintah. Setelah pulih, Ibu Dian baru mulai berjualan lagi. Setiap hari Senin sampai Kamis, ia berjualan di pasar di dekat rumahnya, khusus hari Jumat, Sabtu dan Minggu, ia memilih untuk berjualan di Taipei (dengan mobil sekitar 3 jam dari rumahnya) karena lebih banyak pembelinya.
Ibu Dian bilang, sampai sekarang pun masih harus tetap membawa anaknya pergi terapi, tidak ada waktu untuk istirahat, terus harus bawa mobil ke pelosok untuk mengambil ubi, boleh dibilang hampir seharian di jalan, bawa barang berat-berat, hampir tiap hari sibuk sampai jam 2, jam 6 sudah harus bangun ngurusin kedua anaknya.
Ibu Dian selalu membawa kedua anaknya ketika berjualan, tidak berani lagi ia percayakan kepada orang lain. Kadang anaknya bantu-bantu Ibu Dian berjualan sampai jam 10 malam, lalu mereka bertiga tidur di mobil. Bayangkan tidur di mobil bertiga, pasti sempit sekali, mereka sering tidak bisa tidur nyenyak, tetapi karena sudah lelah seharian, mereka tetap tertidur juga. Kadang Ibu Dian juga membacakan cerita untuk mereka.
Selain sempit, mereka juga harus meminjam toilet di McDonald atau restoran cepat saji yang buka 24 jam. Pas musim panas, suhu di dalam mobil bisa mencapai 35-36 derajat, mereka harus membuka jendela kaca biar angin masuk baru bisa tidur, tapi imbasnya, nyamuk juga ikut masuk sehingga mereka harus selalu mengoles autan.
Kadang ketika sedang berjualan, pembeli melihat ada bekas luka operasi pada kepala putranya dan bertanya apa yang terjadi padanya. Dengan polosnya, ia hanya memperagakan tangan kirinya bilang, sebelah kiri memang tidak bagus, tapi yang sebelah kanan tidak apa-apa. Kadang pembeli merasa iba dan kasihan.
Kadang Ibu Dian melihatnya juga sedih, ia berpikir kalau saja saat itu ia tidak ngotot untuk menyelamatkan, mungkin sekarang putranya juga tidak perlu hidup dengan cacat seperti ini. Ia baru 5 tahun, masih terlalu kecil, ia hanya tahu ia tidak bisa menggunakan tangan kirinya, tetapi ia tidak tahu kenapa. Ini yang membuat Ibu Dian terkadang merasa sedih. Karena pernah operasi, kepintaran dan kecepatan belajarnya pun ikut terganggu. Ibu Dian hanya bisa berharap agar kondisinya semakin membaik.
Babysitter yang melakukan kekerasan pada putranya dijatuhi hukuman penjara 10 bulan, boleh dibilang sangat ringan atas apa yang telah ia lakukan pada anak dibawah umur, sehingga Ibu Dian memutuskan akan mengajukan banding ke pengadilan. Lucunya, babysitternya juga ga terima vonis itu dan juga akan mengajukan banding, padahal jelas-jelas bersalah. Tidak ada sepatah kata maaf ataupun ganti rugi dari pihak pelaku, juga tidak pernah menjenguk putranya di rumah sakit, membuat Ibu Dian sangat murka. Tetapi untungnya, banyak pembeli yang sudah tahu kondisi yang dihadapi Ibu Dian, sehingga mereka sering datang membeli ubi dan membelikan makanan untuk putranya.
Sekarang, yang paling dikhawatirkan Ibu Dian adalah jangan sampai jatuh sakit, karena bila ia sakit, tidak ada yang menghidupi dan mengurus kedua orang anaknya. Ia hanya bisa terus semangat dan semangat lagi, walaupun capai tapi tetap tidak boleh tumbang. Kedua putranya adalah sumber kekuatan yang terus mendorongnya untuk maju.

0 Response to "Betapa Besarnya “Kasih Ibu”! Ibu Ini Membesarkan Sendiri Kedua Anaknya Tanpa Mengenal Lelah Walau “Kejadian Naas” Ini Menimpa Mereka 3 Tahun Lalu!!"

Posting Komentar