Obat kangen dengan masa bocah di Makasar, sebuah badik atau gecong tua kolpri,
Gecong sipa sikadong, sumpa buaja, tolongeng, datodato.
Disebutkan dalam sejarah, Kerajaan Majapahit tidak akan sukses membangun angkatan perang untuk menguasai Nusantara tanpa bantuan suplai bijih besi dan Nickel dari Meteorit dari Kerajaan Luwu, Sulawesi Selatan. Besi itu dikirim dari sana ke Jawa untuk diolah menjadi senjata bagi angkatan perang Majapahit. Dijaman itu hubungan Kerajaan Luwu dan Majapahit sangat mesra karena perdagangan besi tersebut.
----------
Pada umumnya masyarakat disana hanya menyukai dan mengetahui beberapa pamor saja seperti Ujung Gunung, Batu Lapak, Qul Buntet, Beras Wutah dan Adeg.
1. Badik/kawali yang bagus/istimewa dapat dilihat dari beberapa unsur, yakni:
a. Dari segi fisik Badik/ kawali dapat dilihat:
1. Bahan bakunya terbuat dari besi dan baja pilihan biasanya mengandung meteorit dan ringan. Wilayah Sulawesi Selatan sejak zaman dahulu terkenal dengan besi luwu yang berkualitas tinggi.
2. Pamorragam pamor pada Badik / kawali lebih sederhana dari keris jawa biasanya terdiri dari jenis pamor kurrisi, lasoancale, parinring, bunga pejje, madaongase, kuribojo, tebajampu, timpalajja dan balopakki.
b. Segi sisi’ (tuah) / mistik antara lain:
1. Uleng puleng dan battu lappa, sebenarnya merupakan kandungan meteorit. Bagi sebagian orang percaya Badik/kawali yang mempunyai ulengpuleng (kalau kecil) / battu lappa (kalau besar) akan membawa kebaikan pada pemiliknya baik berupa kemudakan rezki, karisma, maupun peningkatan karir. Posisi ulengpuleng / battulappa yang dicari adalah yang terletak dipunggung badik kira-kira berjarak 5 cm dari hulu / pangulu karena dipercaya akan memudahkan rezki dan karir. Badik/kawali yang memiliki ulengpuleng dan battulappa juga dipercaya dapat menghindari gangguan mahluk halus, sihir dan tolak bala.
2. Mabelesse adalah retakan diatas punggung Badik / kawali sehingga seakan-akan Badik/kawali tersebut akan terbelah dua. Badik seperti ini dipercaya akan memudahkan rezki bagi pemiliknya sehingga banyak dicari oleh yang berprofesi sebagai pedagang.
3. Sumpang buaja sama seperti mabelesse cuma retakannya pada bilah dekat ujung Badik / kawali. Tuahnya sama seperti mabelesse namun yang dicari yang letaknya pada bilah sebelah kanan dekat ujung Badik / kawali.
4. Ure tuo adalah garis yang muncul pada bilah Badik/kawali. Yang dicari adalah yang tidak terputus-putus, kalau letaknya dipunggung Badik/kawali dan tidak terputus dari hulu sampai ujung tuahnya membuat sang pemilik disegani dan dituruti semua perkataannya, kalau melingkar ke atas dari bilah ke bilah sebelahnya seperti badik luwu sambang maka tuahnya untuk melindungi pemiliknya dari malapetaka dan kalau turun ke baja maka untuk memudahkan rezki.
5. Tolongeng adalah lubang pada punggung Badik/kawali yang tembus ke bawah terletak dekat hulu / pangulu sehingga kalau dilihat seakan seperti teropong. Pada zaman dahulu sebelum berangkat perang biasanya panglima perang meneropong pasukannya melalui Badik/kawali tolongeng.
6. Sippa’sikadong adalah retakan pada tengah bilah Badik / kawali dari punggung Badik/kawali. Tuahnya adalah membuat pemiliknya disenangi oleh siapa saja yang melihatnya. Pada zaman dahulu apabila ada seseorang akan melamar gadis, maka utusan dari laki-laki akan membawa Badik/kawali sippa’sikadong yang bertujuan agar memudahkan lamarannya diterima pihak perempuan
7. Pamussa’ adalah upaya memperkuat daya magis Badik / kawali yang diletakan dalam hulu / pangulu Badik/kawali. Biasanya dengan menggunakan bahan-bahan tertentu tergantung akan digunakan untuk apa Badik/kawali yang akan di beri pamussa
8. Pangulu di kalangan masyarakat bugis Bone berkembang suatu keyakinan akan kemampuan yang dimiliki sebagian orang yang mampu membuat pihak lawan tidak mampu mencabut Badik/kawali ketika akan digunakan, ilmu ini dikenal dengan istilah pakuraga / pabinrung. Pangulu yang caredo (terbelah/atau memiliki mata) secara alami dipercaya mampu mengatasi orang yang memiliki ilmu tersebut.
2. Dari segi bentuknya Badik ada 2 macam yang umum yaitu:
a. Badik Jantung Lompobattang merupakan ciri atau karakter dari suku Makassar dan daerah sekitarnya yang berdekatan. Dinamakan Badik Lompobattang karena bentuknya menyerupai Jantung Pisang.
b. Badik La Gecong merupakan badik yang banyak di gunakan oleh suku Bugis yang bentuknya lebih landai.
Berat dari Badik yang di anggap baik adalah yang ringan. Terkadang kita suka terkecoh karena melihat bentuknya yang tidak seimbang dengan beratnya. Hal ini disukai karena jenis badik yang ringan lebih praktis dalam hal perkelahian. Penggunaan besi Luwuk sangat digemari oleh masyarakat Bugis Makassar hal ini dikarenakan mereka mempercayai bahwa tuah yang timbul dari besi Luwuk sangat bagus. Besi Luwuk dipercayai dapat menghindari dari serangan binatang buas.
Disamping kedua jenis Badik di atas tadi, masyarakat Bugis Makassar juga menyukai jenis badik :
a. -Simpa Siolong / Cappa Sikadong yang ditandai dengan adanya keretakan Pada bagian punggung bilah
b. Patelongi atau Combong lubang pada dinding bilah
c. Rakapeng / Matapakato guratan setengah lingkaran pada mata bilah.
Pada jaman dahulu perkelahian menggunakan Badik adalah dengan cara kedua petarung masuk kedalam Lipa (Sarung) dan mereka beradu saling tikam menikam di dalam Lipa tersebut dan siapa yang keluar dengan selamat maka dialah pemenangnya. Perkelahian di daerah suku Bugis Makassar biasanya terpicu oleh masalah pelanggaran akan Siri dan Pesse (Adat Istiadat Bugis Makassar).
**** hsgautama.blogspot.com
Sumber tulisan: Google
Referensi:
http://historia.id/budaya/desa-pandai-besi-yang-hilang
Gecong sipa sikadong, sumpa buaja, tolongeng, datodato.
Disebutkan dalam sejarah, Kerajaan Majapahit tidak akan sukses membangun angkatan perang untuk menguasai Nusantara tanpa bantuan suplai bijih besi dan Nickel dari Meteorit dari Kerajaan Luwu, Sulawesi Selatan. Besi itu dikirim dari sana ke Jawa untuk diolah menjadi senjata bagi angkatan perang Majapahit. Dijaman itu hubungan Kerajaan Luwu dan Majapahit sangat mesra karena perdagangan besi tersebut.
----------
Pada umumnya masyarakat disana hanya menyukai dan mengetahui beberapa pamor saja seperti Ujung Gunung, Batu Lapak, Qul Buntet, Beras Wutah dan Adeg.
1. Badik/kawali yang bagus/istimewa dapat dilihat dari beberapa unsur, yakni:
a. Dari segi fisik Badik/ kawali dapat dilihat:
1. Bahan bakunya terbuat dari besi dan baja pilihan biasanya mengandung meteorit dan ringan. Wilayah Sulawesi Selatan sejak zaman dahulu terkenal dengan besi luwu yang berkualitas tinggi.
2. Pamorragam pamor pada Badik / kawali lebih sederhana dari keris jawa biasanya terdiri dari jenis pamor kurrisi, lasoancale, parinring, bunga pejje, madaongase, kuribojo, tebajampu, timpalajja dan balopakki.
b. Segi sisi’ (tuah) / mistik antara lain:
1. Uleng puleng dan battu lappa, sebenarnya merupakan kandungan meteorit. Bagi sebagian orang percaya Badik/kawali yang mempunyai ulengpuleng (kalau kecil) / battu lappa (kalau besar) akan membawa kebaikan pada pemiliknya baik berupa kemudakan rezki, karisma, maupun peningkatan karir. Posisi ulengpuleng / battulappa yang dicari adalah yang terletak dipunggung badik kira-kira berjarak 5 cm dari hulu / pangulu karena dipercaya akan memudahkan rezki dan karir. Badik/kawali yang memiliki ulengpuleng dan battulappa juga dipercaya dapat menghindari gangguan mahluk halus, sihir dan tolak bala.
2. Mabelesse adalah retakan diatas punggung Badik / kawali sehingga seakan-akan Badik/kawali tersebut akan terbelah dua. Badik seperti ini dipercaya akan memudahkan rezki bagi pemiliknya sehingga banyak dicari oleh yang berprofesi sebagai pedagang.
3. Sumpang buaja sama seperti mabelesse cuma retakannya pada bilah dekat ujung Badik / kawali. Tuahnya sama seperti mabelesse namun yang dicari yang letaknya pada bilah sebelah kanan dekat ujung Badik / kawali.
4. Ure tuo adalah garis yang muncul pada bilah Badik/kawali. Yang dicari adalah yang tidak terputus-putus, kalau letaknya dipunggung Badik/kawali dan tidak terputus dari hulu sampai ujung tuahnya membuat sang pemilik disegani dan dituruti semua perkataannya, kalau melingkar ke atas dari bilah ke bilah sebelahnya seperti badik luwu sambang maka tuahnya untuk melindungi pemiliknya dari malapetaka dan kalau turun ke baja maka untuk memudahkan rezki.
5. Tolongeng adalah lubang pada punggung Badik/kawali yang tembus ke bawah terletak dekat hulu / pangulu sehingga kalau dilihat seakan seperti teropong. Pada zaman dahulu sebelum berangkat perang biasanya panglima perang meneropong pasukannya melalui Badik/kawali tolongeng.
6. Sippa’sikadong adalah retakan pada tengah bilah Badik / kawali dari punggung Badik/kawali. Tuahnya adalah membuat pemiliknya disenangi oleh siapa saja yang melihatnya. Pada zaman dahulu apabila ada seseorang akan melamar gadis, maka utusan dari laki-laki akan membawa Badik/kawali sippa’sikadong yang bertujuan agar memudahkan lamarannya diterima pihak perempuan
7. Pamussa’ adalah upaya memperkuat daya magis Badik / kawali yang diletakan dalam hulu / pangulu Badik/kawali. Biasanya dengan menggunakan bahan-bahan tertentu tergantung akan digunakan untuk apa Badik/kawali yang akan di beri pamussa
8. Pangulu di kalangan masyarakat bugis Bone berkembang suatu keyakinan akan kemampuan yang dimiliki sebagian orang yang mampu membuat pihak lawan tidak mampu mencabut Badik/kawali ketika akan digunakan, ilmu ini dikenal dengan istilah pakuraga / pabinrung. Pangulu yang caredo (terbelah/atau memiliki mata) secara alami dipercaya mampu mengatasi orang yang memiliki ilmu tersebut.
2. Dari segi bentuknya Badik ada 2 macam yang umum yaitu:
a. Badik Jantung Lompobattang merupakan ciri atau karakter dari suku Makassar dan daerah sekitarnya yang berdekatan. Dinamakan Badik Lompobattang karena bentuknya menyerupai Jantung Pisang.
b. Badik La Gecong merupakan badik yang banyak di gunakan oleh suku Bugis yang bentuknya lebih landai.
Berat dari Badik yang di anggap baik adalah yang ringan. Terkadang kita suka terkecoh karena melihat bentuknya yang tidak seimbang dengan beratnya. Hal ini disukai karena jenis badik yang ringan lebih praktis dalam hal perkelahian. Penggunaan besi Luwuk sangat digemari oleh masyarakat Bugis Makassar hal ini dikarenakan mereka mempercayai bahwa tuah yang timbul dari besi Luwuk sangat bagus. Besi Luwuk dipercayai dapat menghindari dari serangan binatang buas.
Disamping kedua jenis Badik di atas tadi, masyarakat Bugis Makassar juga menyukai jenis badik :
a. -Simpa Siolong / Cappa Sikadong yang ditandai dengan adanya keretakan Pada bagian punggung bilah
b. Patelongi atau Combong lubang pada dinding bilah
c. Rakapeng / Matapakato guratan setengah lingkaran pada mata bilah.
Pada jaman dahulu perkelahian menggunakan Badik adalah dengan cara kedua petarung masuk kedalam Lipa (Sarung) dan mereka beradu saling tikam menikam di dalam Lipa tersebut dan siapa yang keluar dengan selamat maka dialah pemenangnya. Perkelahian di daerah suku Bugis Makassar biasanya terpicu oleh masalah pelanggaran akan Siri dan Pesse (Adat Istiadat Bugis Makassar).
**** hsgautama.blogspot.com
Sumber tulisan: Google
Referensi:
http://historia.id/budaya/desa-pandai-besi-yang-hilang
"Selamat siang Bos 😃
BalasHapusMohon maaf mengganggu bos ,
apa kabar nih bos kami dari Agen365
buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Silahkan di add contact kami ya bos :)
Line : agen365
WA : +85587781483
Wechat : agen365
terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"