"Disebuah jam terpapar sebuah cerita"
Rasanya kalimat diatas pernah kita dengar. Hal yang sama juga terjadi dijam Alexandre Christie Tritium (disingkat saja dengan nama : ACT) atau dikenal dengan nama ACT Night Vision tactical watch. Ketika jam ini dirilis sekitar dua tahun silam, lawan dia dipasar lokal yang memakai teknologi Tritium adalah brand Expedition. Belakangan Expedition Tritium hilang dari pasaran dan ACT masih beredar sampai saat ini dan menjadi satu satunya jam affordable memakai teknologi Tritium di markernya.
Nama AC sebetulnya bukan pilihan favorit dikalangan kelompok horology berat (hobiis dan kolektor jam),
dia dianggap jam urban ngepop, underdog dan disepelekan. Secara jujur saya juga menyepelekan AC tapi kemudian berubah, khususnya dengan jam ACT night vision tactical watch satu ini. Jam AC Tritium inilah yang membuat saya berubah pikiran.
Ceritanya begini, saya mendengar berita bahwa jam ACT ini dipesan sekian ratus unit untuk diserahkan kepada pasukan TNI yang ada didalam hutan sana, jauh dari peradaban, jauh dari terang benderang listrik dan kemewahan hidup dikota. Banyak mmg orang yang meremehkan pekerjaan
tentara yang di-deployed ditengah hutan lebat diperbatasan. Maklum karena tidak tahu jadinya seenaknya saja meremehkan, namun seandainya kita pernah seminggu saja hidup bersama mereka maka kita akan berubah total memberikan respek dan rasa hormat. Mereka ini biasanya dikenal sebagai prajurit ujung tombak unit RECON yang mengawasi secara diam diam kegiatan diperbatasan dihutan. Unit Recon adalah "Unit Hantu", bergerak seperi angin, ada tapi gak punya bentuk konkret. Mereka bergerak diam diam, bekerja perorangan secara terukur, atau unit sangat simpel ramping, tidak boleh diendus org lain, tidak boleh ketahuan jejak kakinya, tidak boleh meninggalkan tanda apapun pernah disana, tidur diatas pohon dengan menggantung seperti ular, bekas makanannya harus dikubur agar tdk terlacak, jagoan infiltrasi, mempunyai daya ingat photographic yang bisa merekam apapun yang dilihat mata tanpa membuat oretan catatan, dll. Mereka memang mirip hantu, ada tapi tidak ada, disana tapi tidak diakui, berubah terus posisinya, dan tidak pernah diketahui dimana dia ada. Bekerja dengan kodisi extrem dan "menjadi sosok hantu" itulah akhirnya dibutuhkan jam yang memang cocok dengan pekerjaannya.
ACT bisa dibilang adalah "kopian dari luminox". Sama sama memakai teknologi Tritium tubes dimarkernya yang bisa berpendar menyala sampai 25 tahun (Tritium adalah tabung yg ditanam dimarker jam, tabungnya berisi debu radioaktif yang akan berpendar menyala sampai 25 tahun lebih), dan seluruh bodinya terbuat dari carbon lite. Water resist ratenya sampai 100m, ini menjanjikan untuk dipakai scuba diving. Recon dilaut bisa memakai ini karena biasanya pasukan diterjukan sekian kilometer dari garis pantai lalu mereka berenang hanya 1 m dari permukaan air mendekati pantai lalu menunggu waktu penyusupan sambil tidur diair sekian jam lamanya. Jam tritium sangat cocok dipakai unit recon karena mereka tidak boleh menyalakan lampu jam sama sekali untuk melihat waktu, misal dijam spt layar lcd GShock.
Jadi dari cerita diatas ini, siapakah unit RECON yang memesan jam ACT ini? Ahhh sudahlah gak usah disebutkan apa nama unitnya dan dipesan untuk wilayah mana. Biarlah itu menjadi rahasia saja agar posisi mereka tetap aman tidak diketahui banyak org. Prajurit TNI kita banyak yang jagoan dihutan rimba, dan itu diakui oleh kubu militer negara Barat. Kita saja yang menyedihkan suka meremehkan kemampuan tempur pasukan kita sendiri, dan itu sikap yg memalukan sebagai anak bangsa *** hsgautama.blogspot.com
Dari sisi desain Alexander Tritium Night Vision Carbonlite Mengesankan
Apa sih itu unit RECON? Klik disini.
AC Tritium klik disini.
Apa itu tabung Tritium yang bisa berpendar 25 tahun?
Aplikasi tritium dalam tools.
Rasanya kalimat diatas pernah kita dengar. Hal yang sama juga terjadi dijam Alexandre Christie Tritium (disingkat saja dengan nama : ACT) atau dikenal dengan nama ACT Night Vision tactical watch. Ketika jam ini dirilis sekitar dua tahun silam, lawan dia dipasar lokal yang memakai teknologi Tritium adalah brand Expedition. Belakangan Expedition Tritium hilang dari pasaran dan ACT masih beredar sampai saat ini dan menjadi satu satunya jam affordable memakai teknologi Tritium di markernya.
Nama AC sebetulnya bukan pilihan favorit dikalangan kelompok horology berat (hobiis dan kolektor jam),
dia dianggap jam urban ngepop, underdog dan disepelekan. Secara jujur saya juga menyepelekan AC tapi kemudian berubah, khususnya dengan jam ACT night vision tactical watch satu ini. Jam AC Tritium inilah yang membuat saya berubah pikiran.
Bodi terbuat dari Carbon Lite |
tentara yang di-deployed ditengah hutan lebat diperbatasan. Maklum karena tidak tahu jadinya seenaknya saja meremehkan, namun seandainya kita pernah seminggu saja hidup bersama mereka maka kita akan berubah total memberikan respek dan rasa hormat. Mereka ini biasanya dikenal sebagai prajurit ujung tombak unit RECON yang mengawasi secara diam diam kegiatan diperbatasan dihutan. Unit Recon adalah "Unit Hantu", bergerak seperi angin, ada tapi gak punya bentuk konkret. Mereka bergerak diam diam, bekerja perorangan secara terukur, atau unit sangat simpel ramping, tidak boleh diendus org lain, tidak boleh ketahuan jejak kakinya, tidak boleh meninggalkan tanda apapun pernah disana, tidur diatas pohon dengan menggantung seperti ular, bekas makanannya harus dikubur agar tdk terlacak, jagoan infiltrasi, mempunyai daya ingat photographic yang bisa merekam apapun yang dilihat mata tanpa membuat oretan catatan, dll. Mereka memang mirip hantu, ada tapi tidak ada, disana tapi tidak diakui, berubah terus posisinya, dan tidak pernah diketahui dimana dia ada. Bekerja dengan kodisi extrem dan "menjadi sosok hantu" itulah akhirnya dibutuhkan jam yang memang cocok dengan pekerjaannya.
Deployed pasukan Melalui Heli |
ACT bisa dibilang adalah "kopian dari luminox". Sama sama memakai teknologi Tritium tubes dimarkernya yang bisa berpendar menyala sampai 25 tahun (Tritium adalah tabung yg ditanam dimarker jam, tabungnya berisi debu radioaktif yang akan berpendar menyala sampai 25 tahun lebih), dan seluruh bodinya terbuat dari carbon lite. Water resist ratenya sampai 100m, ini menjanjikan untuk dipakai scuba diving. Recon dilaut bisa memakai ini karena biasanya pasukan diterjukan sekian kilometer dari garis pantai lalu mereka berenang hanya 1 m dari permukaan air mendekati pantai lalu menunggu waktu penyusupan sambil tidur diair sekian jam lamanya. Jam tritium sangat cocok dipakai unit recon karena mereka tidak boleh menyalakan lampu jam sama sekali untuk melihat waktu, misal dijam spt layar lcd GShock.
Jadi dari cerita diatas ini, siapakah unit RECON yang memesan jam ACT ini? Ahhh sudahlah gak usah disebutkan apa nama unitnya dan dipesan untuk wilayah mana. Biarlah itu menjadi rahasia saja agar posisi mereka tetap aman tidak diketahui banyak org. Prajurit TNI kita banyak yang jagoan dihutan rimba, dan itu diakui oleh kubu militer negara Barat. Kita saja yang menyedihkan suka meremehkan kemampuan tempur pasukan kita sendiri, dan itu sikap yg memalukan sebagai anak bangsa *** hsgautama.blogspot.com
Dari sisi desain Alexander Tritium Night Vision Carbonlite Mengesankan
Apa sih itu unit RECON? Klik disini.
AC Tritium klik disini.
Apa itu tabung Tritium yang bisa berpendar 25 tahun?
Aplikasi tritium dalam tools.
Sikunya kaku dan tegas |
Kelenturan ikatnya sangat baik setara silikon |
Nyala Tritium tubes didalam gelap |
Ilustrasi camo dilapangan saat pengintaian |
0 Response to "Jam Alexander Christie Tritium Dipakai Oleh Pasukan TNI didalam Hutan Menjaga Kedaulatan NKRI"
Posting Komentar